Minggu, 07 Juni 2015

Infeksi staphyloccus

tahukah kamu bakteri terdapat dimana-mana ...
bakteri tersebar diseluruh kehidupan kita,
namun bentuk bakteri yang sangat kecil dan tak dapat dilihat dengan mata telanjang sehingga membuat kita tidak menyari dari bahwa bakteri ada di sekitar kita ,,

Staphyloccus aureus adalah salah satu bakteri yang tersebar dimana-mana terutama ditubuh manusia.
bakteri ini merupakan flora normal yang terdapat dalam tubuh kita dan tidak berbahaya namun dalam keadaan tertentu Staphyloccus aureus dapat menyebabkan infeksi 
untuk lebih jelasnya, mari kita simak yuuk ..

    Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil, bakteri ini umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm. S. aureus dapat tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC dengan waktu pembelahan 0,47 jam. S. aureus merupakan mikroflora normal manusia. Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas dan kulit. Keberadaan S. aureus pada saluran pernapasan atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier. Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit, luka, atau perlakuan menggunakan steroid atau obat lain yang memengaruhi imunitas sehingga terjadi pelemahan inang.

 Infeksi S.aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi, diantaranya bisul, jerawatpneumonia,meningitis, dan arthrititsSebagian besar penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini memproduksi nanah, oleh karena itu bakteri ini disebut piogenik. Bakteri S.aureus ini dikenal sebagai penyebab infeksi sejak tahun 1882 oleh Ogston. Staphylococcus aureus hidup sebagai saprofit di dalam saluran-saluran pengeluaran lendir dari tubuh manusia dan hewan-hewan seperti hidung, mulut dan tenggorokan dan dapat dikeluarkan pada waktu batuk atau bersin. Bakteri ini juga sering terdapat pada pori-pori dan permukaan kulit, kelenjar keringat dan saluran usus. Selain dapat menyebabkan intoksikasi, S. aureus juga dapat menyebabkan bermacam-macam infeksi seperti jerawat, bisul, meningitis, osteomielitis, pneumonia dan mastitis pada manusia dan hewan.

   S. aureus dapat menimbulkan penyakit melalui kemampuannya tersebar luas dalam jaringan dan melalui pembentukan berbagai zat ekstraseluler. Berbagai zat yang berperan sebagai faktor virulensi dapat berupa protein, termasuk enzim dan toksin. Infeksi oleh S. aureus ditandai dengan kerusakan jaringan yang disertai abses bernanah. Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh S. aureus adalah bisul, jerawat, impetigo, dan infeksi luka. Infeksi yang lebih berat diantaranya pneumonia, mastitis, plebitis, meningitis, infeksi saluran kemih, osteomielitis, dan endokarditis. Staphyloccus aureus juga merupakan penyebab utama infeksi nosokomial, keracunan makanan, dan sindroma syok toksik . Bisul atau abses setempat, seperti jerawat dan borok merupakan infeksi kulit di daerah folikel rambut, kelenjar sebasea, atau kelenjar keringat. Mula-mula terjadi nekrosis jaringan setempat, lalu terjadi koagulasi fibrin di sekitar lesi dan pembuluh getah bening, sehingga terbentuk dinding yang membatasi proses nekrosis. Infeksi dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui pembuluh getah bening dan pembuluh darah, sehingga terjadi peradangan pada vena, trombosis, bahkan bakterimia. Bakterimia dapat menyebabkan terjadinya endokarditis, osteomielitis akut hematogen, meningitis atau infeksi paru-paru

            Kontaminasi langsung S. aureus pada luka terbuka (seperti luka pascabedah) atau infeksi setelah trauma (seperti osteomielitis kronis setelah fraktur terbuka) dan meningitis setelah fraktur tengkorak, merupakan penyebab infeksi nosokomial Keracunan makanan dapat disebabkan kontaminasi enterotoksin dari S. aureus

Nah sudah tau banyak kan mengenai bakteri Staphyloccus, ini merupakan pelajaran buat kita agar selalu berhati-hati dan tak lupa untuk selalu menjaga kebersihan tubuh kita agar terhindar dari infeksi bakteri Staphyloccus aureus


39 komentar:

  1. Selamat Pagii :)
    Pada artikel anda disebutkan bahwa Staphylococcus aureus dapat menyebabkan intoksikasi. Apakah intoksikasi itu ? Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. menjawab pertanyaan dari nila,,
      intoksikasi atau dapat disebut juga keracunan,
      Intoksikasi adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya.

      Hapus
  2. super sekali artikel berlina, yang ingin saya tanyakan apakah bakteri Staphylococcus aureus juga terdapat pada hewan? Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. menanggapi pertanyaan saudari Chusna, berdasarkan jurna yang saya baca pada http://jurnalkedokteranhewan.net/upload/archieve_pdf/11._PERANAN_HEMAGLUTININ_Staphylococcus_aureus_DALAM_PROSES_ADHESI_PADA_SEL_EPITEL_AMBING_SAPI_PERAH.pdf menyatakan terdapat bakteri Staphylococcus aereus terdapat juga pada hewan, salah satunya sapi perah. Penyakit radang ambing yang dikenal sebagai mastitis merupakan masalah utama dalam peternakan sapi perah karena menyebabkan kerugian yang cukup besar yang berhubungan dengan penurunan produksi susu, penurunan kualitas susu, penyingkiran susu, biaya perawatan dan pengobatan yang cukup tinggi, serta pengafkiran ternak lebih awal. Insidensi mastitis disebabkan oleh salah satunya Staphylococcus aureus.

      http://jurnalkedokteranhewan.net/upload/archieve_pdf/11._PERANAN_HEMAGLUTININ_Staphylococcus_aureus_DALAM_PROSES_ADHESI_PADA_SEL_EPITEL_AMBING_SAPI_PERAH.pdf

      Hapus
    2. terimakasih nurul telah membantu menjawab :)

      Hapus
  3. sungguh bagus artikel bakteri tersebut.... menambah wawasan saya akan bakteri S. aureus. namun ada yang masih saya kurang pahami yaitu dari pernyataan 'Staphylococcus aureus hidup sebagai saprofit di dalam saluran-saluran pengeluaran lendir dari tubuh manusia dan hewan-hewan' jika bakteri ini bersifat saprofit, seharusnya ia tidak membahayakan bukan? tetapi mengapa justru bakteri ini berbahaya? mohon konfirmasinya kakak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih zia ,,
      menjawab pertanyaan dari zia ,,
      ya memang benar bakteri ini tidak berbahaya namu dalam keadaan atau kondisi tertentu yang dapat mengakibatkan bakteri ini menjadi bahaya, antara lain saat kita kurang memperdulikan tubuh kita seperti yang dipaparkan artikel diatas seperti kontaminasi Staphyloccus terhadap luka dan juga kurangnya kita dalam menjaga kebersihan tubuh kita sehingga bakteri ini menjadi berbahaya,,

      Hapus
    2. maka dari itu menjaga kebersihan dan merawat tubuh ita sangatlah penting, terutama ketika kita sedang terluka, luka tersebut harus benar-benar diobati dan dijaga kebersihannya hingga benar-benar sembuh, :)

      Hapus
  4. Staphylococcus dapat pula mengkontaminasi makanan, pada suhu ruangan bakteri ini dapat memproduksi toksin dengan cepat lho, tetapi bakteri ini dapat dengan mudah dihambat dengan proses pemasakan dan pasteurisasi, masa inkubasi bakteri ini berkisar antar 1-6 jam. Untuk lebih jelasnya, silahkan merujuk ke :
    http://www.foodsafety.gov/poisoning/causes/bacteriaviruses/staphylococcus/

    BalasHapus
  5. Artikel yang sangat menarik saudari Santi. dalam artikel ini telah dipaparkan mengenai Infeksi Staphyloccus aureus, dijelaskan pula bahwa Infeksi S.aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi, diantaranya bisul, jerawat, pneumonia,meningitis, dan arthritits. Sebagian besar penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini memproduksi nanah.
    Yang ingin saya tanyakan, apakah Staphyloccus aureus ini juga memiliki peran positif?
    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya ,, bakteri ini juga mempunyai peran positif ,,
      karena bakteri ini merupakan flora normal di tubuh manusia terutama dikulit , tanpa kita sadari bakteri ini ikut menjaga tubuh kita ,,

      Hapus
  6. Assalamualaikum.
    ingin menambahkan mengenai peranan hemaglutinin Staphylococcus aureus dalam proses adhesi pada sel epitel ambing sapi perah. Penyakit radang ambing yang dikenal sebagai mastitis masih tetap merupakan masalah utama dalam peternakan sapi perah karena menyebabkan kerugian yang cukup besar yang berhubungan dengan penurunan produksi susu, penurunan kualitas susu, penyingkiran susu, biaya perawatan dan pengobatan yang cukup tinggi, serta pengafkiran ternak lebih awal. Penyebab mastitis subklinis yang paling sering terdeteksi adalah Staphylococcus aureus. Mastitis yang disebabkan oleh Staphylococcus merupakan bentuk mastitis terpenting pada peternakan sapi perah karena mikroorganisme ini terdapat di semua tempat seperti kulit sapi, ambing yang sakit maupun yang sehat, lingkungan, pemerah, peralatan yang digunakan, air, dan udara. Infeksi S. aureus semakin sulit ditangani dengan antibiotik karena bakteri ini banyak yang resisten terhadap berbagai jenis antibiotik. adanya residu antibiotik di dalam susu atau pada olahannya (Sudarwanto et al., 1992).Salah satu pendekatan pemecahan masalah di atas adalah mempelajari faktorfaktor virulen lainnya yang paling bertanggung jawab terhadap patogenitas mikroba terutama dalam proses adhesi. Hemaglutinin merupakan salah satu komponen adhesin bakteri yang memperantarai perlekatan sel bakteri pada sel darah merah. Hubungan antara sifat hemaglutinin dan kemampuan bakteri untuk melekat pada sel inang telah diteliti pada berbagai spesies bakteri.
    Bakteri yang memiliki hemaglutinin dapat lebih mudah menempel pada permukaan mukosa. Keberadaan hemaglutinin pada S. aureus diduga akan mempermudah bakteri ini untuk melakukan adhesi pada sel ambing. Berdasarkan fenomena ini maka dalam mempelajari patogenesa mastitis subklinis faktor virulen ini harus dipertimbangkan. Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh adhesin hemaglutinin yang berperan dalam proses adhesi, mempunyai sifat imunogenitas yang tinggi serta dapat menginduksi protective immun respons sehingga dapat digunakan sebagai landasan dalam pengembangan vaksin untuk pencegahan mastitis subklinis pada sapi perah.

    http://jurnalkedokteranhewan.net/upload/archieve_pdf/11._PERANAN_HEMAGLUTININ_Staphylococcus_aureus_DALAM_PROSES_ADHESI_PADA_SEL_EPITEL_AMBING_SAPI_PERAH.pdf

    BalasHapus
  7. Yang ingin saya tanyakan bakteri Staphyloccus aureus penyebab kerancunan makanan seperti apa dengan cara apa bekteri tersebut bisa menyebab kan kercunan makanan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bakteri staphyloccus dapat menyeabkan keracunan salahsatunya keracunan disebabkan oleh makanan siap saji, keracunan disebabkan adanya kontaminasi saat pembuatan makanan tersebut ,,

      untuk lebih jelasnya bisa dilihat di link ini, yang merupakan salah satu masalah mengenai keracunan ,,

      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/59912

      Hapus
  8. selamat pagi kaka Santi, artikelnya sangat menarik sekali. setelah membaca artikel Anda, ada hal yang ingin saya tanyakan mengenai morfologi dari bakteri ini, sebelumnya Anda telah menjelaskan bahwa "Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil,..." nah, karena bakteri ini tidak motil, maka bakteri ini memiliki alat gerak berupa apa? lalu adakah pernana positif dari bakteri Staphylococcus aureus ini? mohon penjelasannya kaka Santi, terima kasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. menjawab pertanyaan dari lae,,
      bakteri ini tidak memiliki alat gerak...

      http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/09/pustaka_unpad_staphylococcus.pdf

      Hapus
  9. Assalamualaikum selamat pagi Santi..
    nabil punya pertanyaan nihh dari kalimat pada artikel santi "Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh S. aureus adalah bisul, jerawat, impetigo, dan infeksi luka." nah Jerawat yang seperti apa yang disebabkan oleh bakteri tersebut? dan bagaimana cara penanganannya? Terimakasih:)

    BalasHapus
  10. Ternyata mahluk kecil “Staphyloccus aureus” berdampak buruk yah bagi tubuh . disini saya hanya ingin menambahkan sedikit informasi sedikit saja, berdasarkan sumber yang saya baca yatu mengenai Apa yang resisten antibiotik Staphylococcus aureus? Methicillin-resistant Staphylococcus aureus, dikenal sebagai MRSA, adalah jenis Staphylococcus aureus yang resisten terhadap methicillin antibiotik dan obat lain di kelas yang sama, termasuk penisilin, amoksisilin, dan oksasilin. MRSA adalah salah satu contoh dari apa yang disebut “super,” istilah informal digunakan untuk menggambarkan strain bakteri yang telah menjadi resisten terhadap antibiotik biasanya digunakan untuk mengobati itu. MRSA pertama kali muncul pada pasien di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, terutama di kalangan orang tua, yang sangat sakit, dan orang-orang dengan luka terbuka (seperti luka baring) atau kateter dalam tubuh. Dalam pengaturan ini, MRSA disebut sebagai perawatan kesehatan terkait MRSA (HA-MRSA).
    MRSA sejak itu telah ditemukan menyebabkan penyakit pada masyarakat di luar rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya dan dikenal sebagai komunitas terkait MRSA (CA-MRSA) dalam pengaturan ini. MRSA di masyarakat dikaitkan dengan penggunaan antibiotik baru-baru ini, berbagi benda yang terkontaminasi, memiliki penyakit aktif kulit atau luka, kebersihan yang buruk, dan tinggal di tempat penuh sesak. US Centers for Disease Control dan Pencegahan (CDC) memperkirakan bahwa sekitar 12% infeksi MRSA sekarang komunitas terkait, namun persentase ini dapat bervariasi oleh populasi masyarakat dan pasien.
    Infeksi MRSA biasanya infeksi dangkal yang ringan dari kulit yang dapat diobati dengan sukses dengan perawatan kulit yang tepat dan antibiotik. MRSA, bagaimanapun, bisa sulit untuk mengobati dan dapat berkembang menjadi darah atau tulang infeksi yang mengancam jiwa karena ada antibiotik yang efektif yang tersedia lebih sedikit untuk pengobatan. Untuk infrmasi lebihnya silahkan kunjungi http://gosehat.com/staph-infeksi-staphylococcus-aureus (sumber lansiran)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih ratih sudah menambahkan materi mengenai bakteri S.aureu ,
      sangat membantu dan sangat bermanfaat :) :)

      Hapus
  11. berdasarkan artikel dari sdri santiber, yang ingin saya tanyakan adalah, bagaimana cara menghambat pertumbuhan S.aurens yang berada dalam tubuh kita? terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasiih upii ,,
      menjawab pertanyaan dari upii,
      Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah/menghambat pertumbuhan S.aureus adalah dengan cara pemberian zat antimikroba alami, karena dalam suatu penelitian telah ditemukan bahwa bakteri ini telah multiresisten terhadap antibiotik. Contoh antibiotik alami adalah saponin. S.aureus dapat menghasilkan enterotoksin pada makanan matang.

      Hapus
  12. saya ingin mencoba menjawab pertanyaan dari saudari luthfi adzkia, pencegahan S.aurens diantaranya adalah:
    1. menjaga daya tahan tubuh agar tidak menurun
    2. menjaga kebersihan
    3. menghindari infeksi nosokomial
    untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di http://www.anneahira.com/bakteri-staphylococcus-epidermidis.htm

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih nihaya sudah membantu menjawab ,,
      sangat membantu dan sangat bermafaat ,,
      :) :)

      Hapus
  13. Artikel yang sangat menarik sanber ... Ada yg ingin saya tanyakan mengenai habitat asli dr bakteri tsbt ... Terimakasiiih ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Staphylococcus ada di udara, debu, air buangan, air, susu, dan makanan atau pada peralatan makan, permukaan-permukaan di lingkungan, manusia, dan hewan.

      Hapus
    3. Habitat alami S aureus pada manusia adalah di daerah kulit, hidung, mulut, dan usus besar, di mana pada keadaan sistem imun normal, S. aureus tidak bersifat patogen.

      Hapus
  14. alhamdulillah ilmu baru..
    santi ada yang ingin yani tanyakan...
    apakah yang menjadikan bakteri Staphylococcus aureus digfolongkan menjadi bakteri gram positif ?
    nah, setelah membaca artikel yang santi tulis disitu dituliskan bahwa bakteri Staphylococcus aureus ini menyebabkan tumbuhnya jerawat . dimana hal tersebut sangat mengerikan bagi para remaja,termasuk saya..hihi
    banyak bakteri yang menyebabkan timbulnya jerawat, seperti yang tertulis pada http://www.penyebabjerawat.com/bakteri-penyebab-jerawat/ yang ingin saya tanyakan, bagaimana mekanisme penyerangannya ? apa yang membedakan bakteri ini dengan bakteri penyebab jerawat lainnya ? terimakasih

    BalasHapus
  15. maaf sedikit ingin menambahkan informasi terkait jerawat yang disebabkan oleh bakteri
    jerawat dapat disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes dan
    Staphylococcus epidermidis. Bakteri ini tidak patogen pada kondisi normal, tetapi bila
    terjadi perubahan kondisi kulit, maka bakteri tersebut berubah menjadi invasif. Sekresi
    kelenjar keringat dan kelenjar sebasea yang menghasilkan air, asam amino, urea, garam
    dan asam lemak merupakan sumber nutrisi bagi bakteri. Bakteri ini berperan pada
    proses kemotaktik inflamasi serta pembentukan enzim lipolitik pengubah fraksi sebum
    menjadi massa padat, yang menyebabkan terjadinya penyumbatan pada saluran kelenjar
    sebasea (Wasitaatmadja, 1997; Djuanda, et al., 1999; Jawetz dan Adelberg’s, 2005).
    https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&es_th=1&ie=UTF-8#q=staphylococcus+aureus+penyebab+jerawat

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasiii nur tambahannya ,,
      sangat membantu :)

      Hapus
  16. Assalamu'alaikum..
    Dalam artikel Anda, Anda menuliskan bahwa Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon. Hormon apa yang berubah?
    Terimakasih..

    BalasHapus
  17. S. aureus bisa menyebabkan jerawat? Benar-benar ilmu baru kaka santi^_^
    Lalu, pertanyaan saya, apakah semua jerawat pasti disebabkan oleh bakteri ini? Jika tidak, lalu bagaimana cara membedakan jerawat yang disebabkan S. aureus dengan jerawat yang lain? Terima kasih ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. menjawab pertanyaan dari nadya ,,
      jerawat tidak hanya disebabkan oleh bakteri ini ,,
      bakteri lain yang dapat menimbulkan jerawat yaitu Propionibacterium acnes.
      bakteri ini sama halnya seperti bakteri Staphyloccus aureus yang merupaka flora normal tubuh kita dan juga merupakan bakteri gram positif,,,

      http://biologimediacentre.com/bakteri-penyebab-jerawat/

      nahh untuk membedakan antara jerawat yang disebakan bakteri S.aureus dengan bakteri lain santi masih belum mendapatkan referensi mengenai bagaimana cara membedakannya ,,

      Hapus
  18. saya hanya ingin menambahkan sedikit informasi saja. Menurut yang saya baca di pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../pustaka_unpad_staphylococcus.pdf bahwa S. aureus dapat menimbulkan penyakit melalui kemampuannya tersebar luas dalam jaringan dan melalui pembentukan berbagai zat ekstraseluler. Berbagai zat yang berperan sebagai faktor virulensi dapat berupa protein, termasuk enzim dan toksin, contohnya :
    1. Katalase
    Katalase adalah enzim yang berperan pada daya tahan bakteri terhadap proses fagositosis. Tes adanya aktivitas katalase menjadi pembeda genus Staphylococcus dari Streptococcus (Ryan et al., 1994; Brooks et al., 1995).
    2. Koagulase
    Enzim ini dapat menggumpalkan plasma oksalat atau plasma sitrat, karena adanya faktor koagulase reakti f dalam serum yang bereaksi dengan enzim tersebut. Esterase yang dihasilkan dapat meningkatkan aktivitas 4 penggumpalan, sehingga terbentuk deposit fibrin pada permukaan sel bakteri yang dapat menghambat fagositosis (Warsa, 1994).
    3. Hemolisin
    Hemolisin merupakan toksin yang dapat membentuk suatu zona hemolisis di sekitar koloni bakteri. Hemolisin pada S. aureus terdiri dari alfa hemolisin, beta hemolisisn, dan delta hemolisisn. Alfa hemolisin adalah toksin yang bertanggung jawab terhadap pembentukan zona hemolisis di sekitar koloni S. aureus pada medium agar darah. Toksin ini dapat menyebabkan nekrosis pada kulit hewan dan manusia. Beta hemolisin adalah toksin yang terutama dihasilkan Stafilokokus yang diisolasi dari hewan, yan g menyebabkan lisis pada sel darah merah domba dan sapi. Sedangkan delta hemolisin adalah toksin yang dapat melisiskan sel darah merah manusia dan kelinci, tetapi efek lisisnya kurang terhadap sel darah merah domba (Warsa, 1994).
    4. Leukosidin
    Toksin ini dapat mematikan sel darah putih pada beberapa hewan. Tetapi perannya dalam patogenesis pada manusia tidak jelas, k arena Stafilokokus patogen tidak dapat mematikan sel-sel darah putih manusia dan dapat difagositosis (Jawetz et al., 1995).
    5. Toksin eksfoliatif
    Toksin ini mempunyai aktivitas proteolitik dan dapat melarutkan matriks mukopolisakarida epidermis, sehingga menyebabkan pemisahan intraepitelial pada ikatan sel di stratum granulosum. Toksin eksfoliatif merupakan penyebab 5 Staphylococcal Scalded Skin Syndrome, yang ditandai dengan melepuhnya kulit (Warsa, 1994).
    6. Toksin Sindrom Syok Toksik (TSST)
    Sebagian besar galur S. aureus yang diisolasi dari penderita sindrom syok toksik menghasilkan eksotoksin pirogenik. Pada manusia, toksin ini menyebabkan demam, syok, ruam kulit, dan gangguan multisistem organ dalam tubuh (Ryan, et al., 1994; Jawetz et al., 1995).
    7. Enterotoksin
    Enterotoksin adalah enzim yang tahan panas dan tahan terhadap suasana basa di dalam usus. Enzim ini merupakan penyebab utama dalam keracunan makanan, terutama pada makanan yang mengandung karbohidrat dan protein (Jawetz et al., 1995).

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih tambahan materinya kaka farid,sangat membantu dan sangat bermanfaat ,, :) :)

      Hapus
  19. menjawab pertanyaan dari nadya ,,
    jerawat tidak hanya disebabkan oleh bakteri ini ,,
    bakteri lain yang dapat menimbulkan jerawat yaitu Propionibacterium acnes.
    bakteri ini sama halnya seperti bakteri Staphyloccus aureus yang merupaka flora normal tubuh kita dan juga merupakan bakteri gram positif,,,

    http://biologimediacentre.com/bakteri-penyebab-jerawat/

    nahh untuk membedakan antara jerawat yang disebakan bakteri S.aureus dengan bakteri lain santi masih belum mendapatkan referensi mengenai bagaimana cara membedakannya ,,

    BalasHapus
  20. Mengenai artikel Anda di atas membahas staphylococcus aureus, Bagaimana proses metabolisme tubuhnya?, substrat dan enzim apa yang berperan, serta apa hasil produksinya?

    BalasHapus
  21. Cukup menarik artikelnya Saudari santi Berlina, Mengenai artikel anda saya ingin menanyakan Apakah bakteri Sthaphyloccus ini berperan penting dalam mukosa mulut? Seperti halnya bakteri pada artikel saya yaitu Streptococcus salivarius! tolong jelaskan. Terimahkasih :)

    BalasHapus