Artikel Mengenai mikroba pada wanita yang jarang ganti
pembalut saat menstruasi.
Mikroba
merupakan makhluk mikroorganisme yang
tak dapat dilihat oleh mata telanjang dan hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop. Sering kita
ketahui bahwa bakteri merupakan organisme kecil yang peranannya lebih banyak
merugikan. Bakteri ini jika dibiarkan atau terdapat dalam jumlah banyak pada
suatu tempat dapat menyebabkan dan
menyebarkan penyakit baik itu penyakit pada manusia, hewan serta tumbuhan
tergantung jenis bakterinya.
Tahukah Kamu Pada Pembalut Yang Jarang Diganti Ketika
Menstruasi Dapat Menyebabkan Tumbuhnya Bakteri
?
Ketika
fase menstruasi datang pada seorang perempuan, terkadang membuat tidak nyaman. Kita menjadi sedikit sulit
untuk beraktivitas, kadang bagi beberapa perempuan mengalami rasa sakit.
Walaupun demikian seorang perempuan tetep harus menjalankan aktivitasnya,
terkadang banyaknya aktivitas seseorang ataupun pekerjaan yang harus ia lakukan
sehingga terkadang mereka lupa bahwa mereka sedang menstruasi sehingga mereka
lupa mengganti pembalut yang sudah berjam-jam mereka kenakan. Hal ini sangat
berbahaya bagi kesehatan organ intim perempuan, pemakaian pembaut yang terlalu
lama diganti menyebabkan timbulnya bakteri-bakteri, jamur dan mikroorganisme
lainnya. Hal ini sangat berpengaruh dan dapat menyebabkan dampak negative bagi
seorang wanita. Oleh karena itu perlu adanya perilaku hiegene pada organ intim
perempuan.
Perilaku higiene
menstruasi ini penting dilakukan karena jika tidak diterapkan dengan baik akan
berdampak negatif terhadap kesehatan reproduksi wanita. Kira kira 1% dari
jumlah wanita yang mengalami menstruasi ditemukan bakteri Staphylococcus aureus
dalam vaginanya . Didukung dengan iklim di Indonesia yang
termasuk daerah tropis dengan udara yang panas dan cukup lembab sehingga tubuh
lebih mudah untuk berkeringat dan menimbulkan bau yang tidak sedap, terutama
pada bagian tubuh yang tertutup dan lipatan-lipatan yang menyebabkan bakteri
mudah untuk berkembang biak. Jika hal ini tetap dibiarkan akan mengakibatkan
dampak yang buruk bagi masa depan wanita, seperti keputihan, infertilitas (kemandulan),
kanker leher rahim, kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan) dan kelainan
pada bayi.
Hal seperti ini banyak terjadi pada remaja
terutama remaja yang baru tumbuh dan sudah mengalami menstruasi .
Masa remaja merupakan
tahap peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Remaja adalah kelompok usia
potensial yang mempunyai peranan besar dalam meningkatkan produktivitas
nasional, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi masa depan. Di sisi
lain, perkembangan pesat remaja dapat dilihat dari segi fisik, seksual,
intelektual, dan emosional yang menjadikan masa remaja sebagai masa yang penuh
stress dalam menghadapi risiko-risiko kesehatan reproduksi.
Berdasarkan Hasil
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2007, jumlah remaja di
Indonesia yang berumur 10-19 tahun di Indonesia mencapai 30% dari jumlah
penduduk, yakni sekitar 1,2 juta jiwa. Hal ini tentunya dapat menjadi aset
bangsa jika remaja dapat menunjukkan potensi diri yang positif, namun
sebaliknya akan menjadi petaka jika remaja tersebut menunjukkan perilaku yang
negatif. Penelitian yang dilakukan Siti cit BKKBN (2004) di salah satu sekolah
di Jawa barat menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja mengenai menstruasi masih
tergolong rendah, hanya 14% siswa yang tingkat pengetahuannya baik dalam hal
perawatan reproduksi ketika menstruasi.
Dari hasil penelitian didapatkan
data bahwa masih banyak yang belum tahu tentang cara penggunaan pembalut yang
baik. Banyak remaja yang tidak mengganti pembalut setelah dipakai lebih dari
enam jam. Padahal penggunaan pembalut lebih dari dua jam didapatkan 107
bakteri/mm2. Penggunaan pembalut yang terlalu lama dapat menimbulkan lecet,
gatal, rasa terbakar, keputihan tidak normal, serta kemungkinan akan timbul
infeksi mikroorgnisme pada organ reproduksi.
Pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi penting untuk disebarluaskan
dan dipahami oleh remaja putri. Dengan
pengetahuan yang baik, maka akan menunjukkan perilaku kesehatan yang baik pula.
Ketidaktahuan mengenai masalah menstruasi mengakibatkan perilaku yang tidak
aman bagi kesehatan, seperti penyakit infeksi pada organ reproduksi .
Seorang remaja yang
telah dibekali pengetahuan oleh orangtua atau orang terdekat akan lebih memperhatikan
dan meningkatkan upaya higiene saat menstruasi. .
Pada saat menstruasi saluran reproduksi rentan
terkena infeksi, terutama pada pembuluh
darah dalam rahim. Oleh karena itu, kebersihan vagina harus lebih dijaga karena
kuman akan mudah sekali masuk dan menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi.
Pada dasarnya untuk membersihkan vagina cukup dengan menggunakan air bersih,
tidak menggunakan pembilas vagina, senantiasa menjaga agar vagina tidak lembab
dan basah serta mengganti pembalut sesering mungkin, terutama setelah buang air
kecil
Berdasarkan pemaparan diatas dapat kita
ketahui perlunya menjaga kebersihan untuk organ intim perempuan terutama pada
saat menstruasi. Berdasarkan hasil peneliatian diatas anak remaja yang baru
tumbuh dan sudah mengalami mensruasi kebanyakan mereka tidak mengetahui tentang
pentingnya menjaga kebersihan disaat menstruasi. Disini perlu adanya
pengontrolan dan pengawasan orang tua terhadap meraka yang mempunyai anak
perempuan. Orang tua harus selalu membimbing dan memberikan pemahaman kepada
mereka ketika mereka mengalami menstruasi, hal-hal yang perlu diperhatikan
ketika menstruasi yaitu kebersihan organ intim yaitu perlunya seorang perempuan
untuk sering mengganti pembalut disaat menstruasi.
Namun wanita dewasa juga kebanyakan jarang
mengganti pembalut ketika menstruasi
Tak jarang perempuan dewasa juga jarang
memperhatikan kebersihan organ intim mereka. Mereka memiliki banyak kegiatan
dan banyak aktivitas ketika menstruasi tak jarang mereka melupakan kebersihan
tubuh merekadan kadang mereka terutama
mengganti pembalut yang mereka gunakan. Ha ini sangat berbahaya karena
pemakaian pembalut yang terlalu lama dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri
bahkan semakin lama semakin banyak bakteri yang berada di pembalut tersebut dan
akan berdampak negative.
Dampak negative akibat jarang mengganti pembalut
ketika menstuasi
Berdasarkan data WHO,
angka prevalensi Tahun 2006, 25%-50% candidiasis, 20%-40% bacterial vaginosis
dan 5%-15% trichomoniasis. Selain itu diksebutkan pula bahwa sebanyak 75%
wanita di seluruh dunia pernah mengalami keputihan dalam hidupnya. Indonesia
merupakan negara urutan pertama dengan kasus penderita kanker leher rahim (WHO,
2007).
Penyakit infeksi
Saluran Reproduksi adalah penyakit yang muncul karena kurang menjaga higiene
terutama saat menstruasi . Infeksi yang
terjadi disebut infeksi endogen, yaitu infeksi dari dalam alat reproduksi yang
disebabkan pertumbuhan kuman yang berlebihan yang ada di dalam alat reproduksi
yang disebabkan oleh bakteri dan kandida (jamur), seperti keputihan. Infeksi genitalia yang tidak diobati dengan sempurna merupakan faktor
resiko terjadinya insiden kanker leher rahim untuk jangka panjang .
Apa yang terjadi ketika seorang perempuan
jarang mengganti pembalut ketika menstruasi
Kalau bicara standar, sebaiknya tiap 2-4
jam ganti pembalut. Meski darahnya sedikit, kan juga ada keringat karena saat
menstruasi juga tetap beraktivitas," kata dr Ryan di sela-sela konferensi
pers Shine with Charm di STIE Perbanas, Kuningan. Cairan yang tertampung di
pembalut, baik berupa darah maupun keringat akan menciptakan kelembaban yang
sangat disukai oleh kuman. Selain bisa memicu iritasi, kelembaban di daerah
kewanitaan juga bisa memicu infeksi terutama jamur candida penyebab keputihan.
Jamur maupun bakteri memang tidak serta
merta datang dalam hitungan jam selama pembalut tidak diganti. Kuman-kuman itu
biasanya sudah ada di daerah kewanitaan, namun berada dalam masa inkubasi dan
baru aktif ketika ada pemicunya antara lain lingkungan yang lembab.
Frekuensi ganti pembalut sebanyak 2-4
jam sekali tidak bersifat mutlak, tetapi bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Makin aktif beraktivitas dan makin ketat pakaian dalam yang dikenakan,
frekuensinya bisa makin ditingkatkan karena kelembabannya tentu akan lebih
tinggi.
Salah satu bakteri yang terdapat divagina Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus
(S. aureus) merupakan bakteri coccus
gram positif, susunannya bergerombol dan tidak teratur seperti anggur. S. aureus tumbuh pada media cair dan
padat seperti NA (Nutrien Agar) dan BAP (Blood Agar Plate) dan dengan aktif
melakukan metabolisme, mampu fermentasi karbohidrat dan menghasilkan
bermacam-macam pigmen dari putih hingga kuning .
S.
aureus dapat ditemukan pada permukaan kulit sebagai flora
normal, terutama disekitar hidung, mulut, alat kelamin, dan sekitar anus. Dapat
menyebabkan infeksi pada luka biasanya berupa abses merupakan kumpulan nanah
atau cairan dalam jaringan yang disebabkan oleh infeksi. Jenis-jenis abses yang
spesifik diantaranya bengkak (boil), radang akar rambut (folliculitis). Infeksi
oleh S. aureus bisa menyebabkan
sindroma kulit. Infeksi S. aureus dapat
menular selama ada nanah yang keluar dari lesi atau hidung. Selain itu jari
jemari juga dapat membawa Infeksi S.
aureus dari satu bagian tubuh yang luka atau robek .
Luka adalah kerusakan
pada struktur anatomi kulit yang menyebabkan terjadinya gangguan kulit. Contoh
yang paling mudah jika jari tangan kita tersayat oleh pisau, maka luka yang
timbul akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada kulit sehingga kulit tidak
lagi dapat melindungi struktur yang ada dibawahnya. Infeksi pada luka dapat
terjadi jika luka terkontaminasi oleh debu atau bakteri, ini disebabkan karena luka tidak dirawat
dengan baik. Salah satu bakteri yang menyebabkan infeksi pada kulit luka yaitu
bakteri S. aureus
Infeksi yang disebabkan oleh S. aureus dapat terjadi secara langsung
maupun tak langsung. Bakteri ini menghasilkan nanah oleh sebab itu bakteri
disebut bakteri piogenik .
Untuk mengurangi resiko
infeksi oleh kuman S. aureus adalah
dengan mengembalikan fungsi dari bagian tubuh yang terluka, mengurangi risiko
terjadinya infeksi dan meminimalkan terbentuknya bekas luka dengan cara
melakukan beberapa tindakan dasar seperti mencuci tangan, membersihkan luka,
membersihkan kulit disekitar luka, menutup luka, mengganti perban sesering
mungkin dan pemakaian gel yang mengandung antibiotik.
Akan tetapi penggunaan antibiotik sekarang sering menyebabkan terjadinya resistensi
bakteri terhadap zat antibiotik,
Bakteri Staphylococcus aureus
bahan kimiawi apakah yang terkandung dalam pembalut, sehingga bakteri menjadi kuat dan menyebabkan penyakit dalam??
BalasHapusmenjawab pertanyaan dari Siti Maziyatul Muslimah
Hapusbahan kmia yan terdapat di pembalut yaitu dioxin, furan, dll.
sedikit penjelasan tentang bahan kimia tersebut,, :)
Dioxin merupakan bahan kimia yang digunakan sebagai pemutih kertas, tampon, panty liners, popok dan pembalut.
Apabila pembalut yang mengandung zat dioksin terkena darah menstruasi (darah yang kotor dan mengandung bakteri atau kuman) dan mengenai permukaan vagina, maka zat-zat tersebut diisap masuk ke dalam rahim melalui saluran serviks, selanjutnya masuk ke dalam uterus, tuba fallopi dan berakhir di ovarium. Dioksin sering menyebabkan bagian intim organ kewanitaan selalu mengalami masalah, seperti keputihan, gatal-gatal, iritasi, juga pemicu terjadinya kanker mulut rahim.
Furan
Kerabat dekat dioksin yang juga berfungsi sebagai pemutih adalah furan. Sebuah penelitian dilakukan di Korea, dan ditemukan bahwa nyaris seluruh pembalut dan tampon di dunia mengandung zat ini. Keduanya merupakan zat beracun yang sebenarnya dilarang dipakai.
berdasarkan penjelasan diatas,,
menurut saya beda halnya antara bakteri yang terkandung dan bahan kimia yang terdapat dalam pembalut.
Bahan kimia terdapat tergantung pada pembalut yang kita gunakan, ketika kita salah memilih pembalut, yaitu mengandung bahan kimia tersebut maka bahan kimia tersebut akan bereaksi dengan darah haid kita dan terjadi seperti gatal-gatal dan penyakit lainnya .
Beda halnya dengan bakteri/ jamur,,
bakteri datang dari darah haid yang dikeluarkan, oleh karena itu perlunya sering mengganti pembalut yang kita gunakan kira2 3 jam skali, hal ini untuk mengurangi pertumbuhan bakteri, karena semakin lama kita mengganti pembalut yang kita gunakan menyebabkan banyaknya nya bakteri, daerah disekitar vagina kita yang lembab menyebabkan pertumbuhan bakteri yang semakin cepat karena bakteri menyukai daerah yang lembab.
menurut saya seperti itulah jawaban dari pertanyaan zia,
bahan kimia tidak memper kuat bakteri bakteri untuk tumbuh tapi keduanya sama-sama dapat menyebabkan dampak negatif pada diri kita .
namun jika ada yang masih belum jelas atau ingin dipertanyakan lagi, saya persilahkan ,, :)
berdasarkan artikel diatas, Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri yang terdapat pada vagina akibat tidak seringnya mengganti pembalut. Bagaimana cara pengambilan nutrisi oleh bakteri tersebut?
BalasHapusmenjawab pertanyaan nurul,,
HapusStaphylococcus aureus dapat tumbuh dan melakukan metabolisme secara aktif, mampu memfermentasikan karbohidrat dan menghasilkan bermacam-macam pigmen dari putih hingga kuning. S. aureus dapat memanfaatkan berbagai komponen organik sebagai nutrisi untuk pertumbuhannya. Asam-asam amino juga dibutuhkan sebagai sumber nitrogen, sedangkan tiamin dan asam nikotinat sangat dibutuhkan S. aureus dibandingkan dengan vitamin lainnya. Apabila S. aureus ditumbuhkan pada kondisi yang cenderung anaerob, maka urasil sangat dibutuhkan. Sedangkan untuk kondisi aerob, monosodium glutamatlah yang akan berperan sebagai sumber C, N dan energi.
Untuk pertumbuhan optimum bakteri ini maka diperlukan sebelas jenis asam amino, yaitu valin, leusin, threonin, phenilalanin, tirosin, sistein, metionin, lisin, prolin, histidin dan arginin sehingga S. aureus tidak dapat tumbuh pada media sintetik yang tidak mengandung asam amino atau protein.
kaitannya bakteri ini divagina
Bakteri Staphylococcus aureus tersebar hampir di seluruh dunia, dengan insiden tertinggi terdapat di area yang densitasnya padat dan kebersihan individunya rendah.
bakteri ini ditemukan di tangan, hidung, dan perineum(sebuah bagian di tubuh termasuk tubuh perineal dan struktur sekitarnya umumnya termasuk alat kelamin dan anus).
sekian jawaban dari santi,,
untuk cara pengambilan nutrisinya, santi masih belum mendapatkan jawabannya, tapi masih diusahakan .. :)
Hapusterima kasih saudari Santi atas jawabannya. sangat bermanfaat :)
HapusAssalamualaikum santi , berdasarkan artikel diatas. Apakah zat kimia yang terdapat di pembalut dapat membunuh mikroba baik yang berada pada vagina ? jika ya, mohon dijelaskan :)
BalasHapusAssalamualaikum santi. Salah satu penyebab tumbuhnya mikroba di di vagina adalah karena pembalut mengandung mikroba. Bagaimana kita bisa mengetahui pembalut mana yang aman digunakan saat menstruasi?
BalasHapusKaka Lia, waktu itu saya pernah mendapat penyuluhan langsung dari badan kesehatan masyarakat gitu,, Pembalut yang harganya Gope (500) banyak tu di pasaran, maaf saya tidak berani menyebutkan merek,, hehe,, itu tidak aman, karena bahan dasarnya sendiri adalah sampah. dan tidak ada sirkulasi udaranya, sehingga lembab dan menyebabkan bakteri tumbuh.
Hapussekarang ini sudah banyak pembalut yg sehat, yang sesuai dengan kesehatan, tapi harganya bisa sepuluh kali lipat dari yg gope,, hehe, saya juga tidak bisa sebut merek, itu insya Allah aman.
solusi alternatif dari saya, kalau benar-benar ingin aman, lebih baik pakai kain yang bersih saja,, tapi jangan lupa sering dignati juga hehehe
Berdasarkan paparan artikel di atas telah dijelaskan bakteri-bakteri pada pembalut ketika menstruasi, bagaimanakah pendapat anda tentang pembalut dengan ekstrak daun sirih ? Apakah pembalut dengan ekstrak daun sirih daapt mempengaruhi pertumbuhan bakteri-bakteri tersebut ?
BalasHapusDaun sirih sangat kaya dengan zat-zat berkhasiat, diantaranya minyak atsiri, hydroxychavicol, chavicol, chavibetol, allylpyrocatechol, cyneole, caryophyllene, cadinene, estragol, terpennena, sesquiterpena, phenyl ropana, tanin, diastase, gula, pati, dan eugenol. Eugenol yang terkandung dalam daun sirih diduga mampu membasmi Candida albicans, sehingga sedikit-banyak daun sirih mampu mengendalikan pertumbuhan bakteri-bakteri tersebut. seperti yang saya baca di http://repository.maranatha.edu/1497/3/0210122_Chapter1.pdf
Hapusterimakasih nila sudah membantu menjawab ,, :)
HapusSetelah mencermati isi artikel diatas, timbul sebuah pertanyaan yang ingin saya tanyakan pada penulis, yaitu
BalasHapusBagaimana peran bakteri lactobasilus dalam menghambat bakteri patogen yang ada?
menjawab pertanyaan abdan ,,
HapusDi dalam vagina terdapat berbagai bakteri, 95% adalah bakteri laktobacillus dan selebihnya bakteri patogen (bakteri yang mengalami penyakit). Dalam keadaan ekosistem vagina yang seimbang, bakteri patogen tidak akan menganggu. Peran penting dari bakteri dalam flora normal vagina adalah untuk menjaga keasaman pH agar tetap pada level normal. Dengan tingkat keasaman tersebut, lactobacillus akan tumbuh subur dan bakteri patogen akan mati. Pada kondisi tertentu, pH bisa berubah menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari normal. Jika pH vagina lebih dari 4,2 atau turun dari 3,8 maka jamur akan tumbuh dan berkembang. Akibatnya lactobacillus akan kalah dari bakteri patogen. Lingkungan vagina normal, ditandai adanya suatu hubungan yang dinamis antara lactobacillus achidophilus menghasilkan endogen peroksida yang toksik terhadap bakteri patogen. Karena aksi dari ekstrogen pada epitel vagina, produksi glikogen, lactobacillus (Doderlein) dan produksi asam laktat yang menghasilkan pH vagina yang normal yaitu 3,8-4,2 sehingga pada level ini bakteri lactobacillus akan menang dan bakteri patogen akan kalah.
Berdasarkan artikel tersebut, bahwasannya sekarang ini telah muncul pembalut herbal. Konon, pembalut herbal tersebut lebih bagus untuk kesehatan dan kontaminasi mikrobanya lebih sedikt menurut anda, apakah hal yang membedakan dan zat-zat apa saja yang terdapat pada pembalut herbal tersebut? apakah zat-zat yang terkandungnya itu dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri?
BalasHapusArtikelnya sangat bermanfaat sekali Ibu Santi, terutama kita yang kaum Hawa,, hihi
BalasHapusberdasarkan kebutuhan atas oksigennnya, dapat dipastikan mikroba yang ada dalam pembalut ini jenis Anaerob ya Bu Santi?,, mungkin kah ada Aerob juga?, atau jenis lainnnya?
dan, bagaimana cara pengontrolan mikrobanya Bu Santi,?. terimakasihn:)
ada ,
Hapusbakteri Staphyloccus aereus merupakan bakteri yang dapat tumbuh dalam keadaan aerob maupun anaerob,
untuk pengontrolan mikroba, seperti yang sudah dijelaskan diatas agar kita sesering mungkin menggati pembalut kita ketika menstruasi, agar mengurangi banyaknya pertumbuhan mikroba, serta selalu menjaga kebersihan organ intim kita dll ,,
terimakasoh juga bu endah atas pertanyaannya ,, :)
semoga bermanfaat :)
Berdasarkan Artikel tersebut,sangat bermanfaat sekali mengenai informasinya saudari santi. Telah jelaskan bahwa jika kita tidak ganti pembalut, maka bakteri akan rentan untuk tumbuh dengan baik. Yang ingin saya tanyakan Apakah bahan pembalut sekarang mempengaruhi adanya pembawa datangnya bakteri ? Soalnya sekarang ada pembalut yang terdapat gel-gel? apakah itu baik bagi kesehatan? Jelaskan. Terimahkasih
BalasHapusya, bahan pembalut sangat mempengaruhi pembawa datangnya bakteri,
HapusGel yang terdapat dalam pembalut sangat bermanfaat untuk penyerapan agar permukaan pembalut pada saat digunakan agar tetap kering karena gel memiliki daya serap yang tinggi, tetapi harus diteliti gel yang seperti apa yang terdapat dalam pembalut dan Efek gel tersebut.
Sifat gel yang mengikat air mampu mempertahankan permukaan agar tetap kering. Pembalut biasa yang mengandung gel tersebut merupakan gel dari bahan kimia bukan dari bahan alami. Cara untuk mengetes apakah bahan yang di gunakan adalah gel kimia atau gel alami, adalah dengan cara menggosokkan gel tersebut di kulit anda. Biasanya bila gel yang di gunakan adalah gel kimia, maka reaksi pada kulit adalah rasa panas, beberapa orang bahkan alergi dengan bahan tersebut sehingga menimbulkan gatal-gatal. Gel dalam pembalut ada dua dari sintetis (berbahan kimiawi) terbuat dari Sodium polyacrylate. Sodium Polyacrylate merupakan bahan yang berbentuk serbuk sebagai super absorbent yang hebat, memiliki daya serap lebih dari 100 kali dari beratnya di dalam air. Bahan kimia inilah yang mengubah cairan menjadi gel yang akan menempel di kulit dan menimbulkan alergi. Disamping itu, bahan ini juga dicurigai sebagai biang keladi iritasi kulit dan demam. Bahan ini juga dapat merusak daya tahan tubuh. Dan jelly (berbahan Alami), tentu pembalut yang sangat aman digunakan adalah dari jelly karena terbuat dari tumbuh-tumbuhan begitu juga perekat yang digunakan pada pembalut yang aman adalah yang terbuat dari food greet yaitu sejenis bahan makanan permen karet yang aman sehingga tidak menimbukan iritasi pada daerah vagina.
mungkin solusinya, pembalut yang ber gel merupakan pembalut yang bagus namun kita perlu memilih bahan pembalut yang bergel yang tidak mengganggu kesehatan organ intim kita dan bermanfaat bagi tubuh kita sperti yg telah diterangkn diatas ,,
semoga bermanfaat ,, :)
huuh,,, ngeri juga yaa kalo sudah terinfeksi...
BalasHapuskadang kita sebagai wanita khilaf dan suka males buat ganti pembalut ditengah tengah aktivitas dan kesibukan kita, .. wajar saja bakteri begitu cepat tumbuh pada pembalut yang sudah lama tidak diganti karena pembalut yang dipakai itu lembab karena keringat dan darah, dan seperti yang kita tau bahwa darah sangat disukai bakteri sehingga dia dapat tumbuh subur didalamnya dengan nutrisi yang dia dapat.
nah yang ingin saya tanyakan bagaimana langkah atau solusi jika kita sudah terinfeksi bakteri tersebut ? karena masalah ini hampir terjadi pada seluruh wanita.
menjawab pertanyaan dari yani,
Hapusterinfeksi atau tidaknya tentu dapat kita ketahui berdasarkan hasil pemeriksaan dari dokter kan, nah ketika terinfeksi maka dokter tersebut akan memberikan penjelasan mengenai jenis penyakit ketika kita terinfeksi bakteri trsebut serta memberikan pengobatan mengenai bakteri yang menginfeksi kita,,
namun cara lain mengatasinya ketika kita sudah tau bahwa kita terinfeksi yaitu diantaranya sering2lah mengganti pembalut ketika menstruasi ,tak lupa untuk menggunakan pembalut yang aman, serta selalu menjaga kebersihan organ intim kita ,,
menurut santi seperti itulah jawaban untuk pertanyaan yani ,
semoga bermanfaat :)
menjawab pertanyaan dari yani,
Hapusterinfeksi atau tidaknya tentu dapat kita ketahui berdasarkan hasil pemeriksaan dari dokter kan, nah ketika terinfeksi maka dokter tersebut akan memberikan penjelasan mengenai jenis penyakit ketika kita terinfeksi bakteri trsebut serta memberikan pengobatan mengenai bakteri yang menginfeksi kita,,
namun cara lain mengatasinya ketika kita sudah tau bahwa kita terinfeksi yaitu diantaranya sering2lah mengganti pembalut ketika menstruasi ,tak lupa untuk menggunakan pembalut yang aman, serta selalu menjaga kebersihan organ intim kita ,,
menurut santi seperti itulah jawaban untuk pertanyaan yani ,
semoga bermanfaat :)
waww artikel ini sangat menarik sekali, disini ada yang ingin saya tanyakan terkait beberapa pembalut yang terdapat kandungan gel ,apakah ada manfaat atau bahaya dari kandungan gel? dan lebih baik manakan pembalut dengan gel dengan tidak menggandung gel ?
BalasHapusterimakasih :)
menjawab pertanyaan ratih,
HapusGel yang terdapat dalam pembalut sangat bermanfaat untuk penyerapan agar permukaan pembalut pada saat digunakan agar tetap kering karena gel memiliki daya serap yang tinggi, tetapi harus diteliti gel yang seperti apa yang terdapat dalam pembalut dan Efek gel tersebut.
Sifat gel yang mengikat air mampu mempertahankan permukaan agar tetap kering. Pembalut biasa yang mengandung gel tersebut merupakan gel dari bahan kimia bukan dari bahan alami. Cara untuk mengetes apakah bahan yang di gunakan adalah gel kimia atau gel alami, adalah dengan cara menggosokkan gel tersebut di kulit anda. Biasanya bila gel yang di gunakan adalah gel kimia, maka reaksi pada kulit adalah rasa panas, beberapa orang bahkan alergi dengan bahan tersebut sehingga menimbulkan gatal-gatal. Gel dalam pembalut ada dua dari sintetis (berbahan kimiawi) terbuat dari Sodium polyacrylate. Sodium Polyacrylate merupakan bahan yang berbentuk serbuk sebagai super absorbent yang hebat, memiliki daya serap lebih dari 100 kali dari beratnya di dalam air. Bahan kimia inilah yang mengubah cairan menjadi gel yang akan menempel di kulit dan menimbulkan alergi. Disamping itu, bahan ini juga dicurigai sebagai biang keladi iritasi kulit dan demam. Bahan ini juga dapat merusak daya tahan tubuh. Dan jelly (berbahan Alami), tentu pembalut yang sangat aman digunakan adalah dari jelly karena terbuat dari tumbuh-tumbuhan begitu juga perekat yang digunakan pada pembalut yang aman adalah yang terbuat dari food greet yaitu sejenis bahan makanan permen karet yang aman sehingga tidak menimbukan iritasi pada daerah vagina.
mengenai pertanyaan lebih baik mana antara pembalut bergel dan tanpa bergel ,,
dalam fungsinya akankah lebih baik menggunakan pembalut yang bergel karna daya serapnya yang tinggi sehingga membuat kita terasa lebih nyaman,
namun untuk lebih baikya antara pembalut yang bergel ataupun tanpa gel, yang terpenting adalah sesering mungkin kita mengganti pembalut agar terhindar dari banyaknya pertumbuhan mikroba di pembalut kita ,,
semoga bermanfaat ,, :)
Saat ini banyak sekali jenis pembalut yang ukurannya sangat panjang, bahkan sampai 42cm. Keuntungannya berarti bisa menampung darah haid lebih banyak pada pembalut tersebut dan tidak khawatir untuk tembus, namun karena saking panjangnya pembalut tersebut berarti menyebabkan tidak adanya sirkulasi udara yang masuk, sehingga vagina terasa pengap. Nah bagaimana penulis menanggapi hal tersebut? Jika memang terlalu banyak dampak negatifnya, mengapa saat ini marak sekali pembalut yang berukuran sangat panjang?
BalasHapusSuper sekali..... Terimakasih atas informasinya Sant...
BalasHapusSaya hanya ingin sedikit menambahkan tentang pantyliner yang juga merupakan pembalut dengan ukuran mininya. Dimana pentyliner ini juga berbahaya. Silakan dibuka linknya,
http://female.kompas.com/read/2012/02/10/09284056/jangan.gunakan.pantyliner.saat.keputihan
Terimakasih..
terimakasih tambahannya yola ,, :)
Hapussetelah membaca artikel diatas yang saya ingin tanyakan nutrisi pertumbuhan apa yang didapat bakteri pada pembalutu?
BalasHapusmaaf menanggapi pertanyaan tyah ,
BalasHapusBanyak banget jenis pembalut sekarang ini di pasaran dan hal itu dikarenakan disesuaikan pemakaiannya dengan kebutuhan. biasanya penggunaan pembalut yang panjang Saat hari-hari pertama menstruasi, ketika volume darah yang keluar cukup banyak, dan ada juga yang menggunakannya saat malam hari.https://www.menstruasi.com/node/119