Sabtu, 25 April 2015

Tema : Mikroba di Kehidupan Sehari-hari

Artikel Mengenai mikroba pada wanita yang jarang ganti pembalut saat menstruasi.
Mikroba  merupakan makhluk mikroorganisme yang tak dapat dilihat oleh mata telanjang dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Sering  kita ketahui bahwa bakteri merupakan organisme kecil yang peranannya lebih banyak merugikan. Bakteri ini jika dibiarkan atau terdapat dalam jumlah banyak pada suatu tempat  dapat menyebabkan dan menyebarkan penyakit baik itu penyakit pada manusia, hewan serta tumbuhan tergantung jenis bakterinya.


Tahukah Kamu Pada Pembalut Yang Jarang Diganti Ketika Menstruasi Dapat Menyebabkan Tumbuhnya Bakteri  ?
Ketika fase menstruasi datang pada seorang perempuan, terkadang membuat  tidak nyaman. Kita menjadi sedikit sulit untuk beraktivitas, kadang bagi beberapa perempuan mengalami rasa sakit. Walaupun demikian seorang perempuan tetep harus menjalankan aktivitasnya, terkadang banyaknya aktivitas seseorang ataupun pekerjaan yang harus ia lakukan sehingga terkadang mereka lupa bahwa mereka sedang menstruasi sehingga mereka lupa mengganti pembalut yang sudah berjam-jam mereka kenakan. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan organ intim perempuan, pemakaian pembaut yang terlalu lama diganti menyebabkan timbulnya bakteri-bakteri, jamur dan mikroorganisme lainnya. Hal ini sangat berpengaruh dan dapat menyebabkan dampak negative bagi seorang wanita. Oleh karena itu perlu adanya perilaku hiegene pada organ intim perempuan.
Perilaku higiene menstruasi ini penting dilakukan karena jika tidak diterapkan dengan baik akan berdampak negatif terhadap kesehatan reproduksi wanita. Kira kira 1% dari jumlah wanita yang mengalami menstruasi ditemukan bakteri Staphylococcus aureus dalam vaginanya . Didukung dengan iklim di Indonesia yang termasuk daerah tropis dengan udara yang panas dan cukup lembab sehingga tubuh lebih mudah untuk berkeringat dan menimbulkan bau yang tidak sedap, terutama pada bagian tubuh yang tertutup dan lipatan-lipatan yang menyebabkan bakteri mudah untuk berkembang biak. Jika hal ini tetap dibiarkan akan mengakibatkan dampak yang buruk bagi masa depan wanita, seperti keputihan, infertilitas (kemandulan), kanker leher rahim, kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan) dan kelainan pada bayi.


Hal seperti ini banyak terjadi pada remaja terutama remaja yang baru tumbuh dan sudah mengalami menstruasi .
Masa remaja merupakan tahap peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Remaja adalah kelompok usia potensial yang mempunyai peranan besar dalam meningkatkan produktivitas nasional, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi masa depan. Di sisi lain, perkembangan pesat remaja dapat dilihat dari segi fisik, seksual, intelektual, dan emosional yang menjadikan masa remaja sebagai masa yang penuh stress dalam menghadapi risiko-risiko kesehatan reproduksi.
Berdasarkan Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2007, jumlah remaja di Indonesia yang berumur 10-19 tahun di Indonesia mencapai 30% dari jumlah penduduk, yakni sekitar 1,2 juta jiwa. Hal ini tentunya dapat menjadi aset bangsa jika remaja dapat menunjukkan potensi diri yang positif, namun sebaliknya akan menjadi petaka jika remaja tersebut menunjukkan perilaku yang negatif. Penelitian yang dilakukan Siti cit BKKBN (2004) di salah satu sekolah di Jawa barat menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja mengenai menstruasi masih tergolong rendah, hanya 14% siswa yang tingkat pengetahuannya baik dalam hal perawatan reproduksi ketika menstruasi.
Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa masih banyak yang belum tahu tentang cara penggunaan pembalut yang baik. Banyak remaja yang tidak mengganti pembalut setelah dipakai lebih dari enam jam. Padahal penggunaan pembalut lebih dari dua jam didapatkan 107 bakteri/mm2. Penggunaan pembalut yang terlalu lama dapat menimbulkan lecet, gatal, rasa terbakar, keputihan tidak normal, serta kemungkinan akan timbul infeksi mikroorgnisme pada organ reproduksi.
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi penting untuk disebarluaskan
dan dipahami oleh remaja putri. Dengan pengetahuan yang baik, maka akan menunjukkan perilaku kesehatan yang baik pula. Ketidaktahuan mengenai masalah menstruasi mengakibatkan perilaku yang tidak aman bagi kesehatan, seperti penyakit infeksi pada organ reproduksi .
Seorang remaja yang telah dibekali pengetahuan oleh orangtua atau orang terdekat akan lebih memperhatikan dan meningkatkan upaya higiene saat menstruasi. .
Pada saat menstruasi saluran reproduksi rentan
terkena infeksi, terutama pada pembuluh darah dalam rahim. Oleh karena itu, kebersihan vagina harus lebih dijaga karena kuman akan mudah sekali masuk dan menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Pada dasarnya untuk membersihkan vagina cukup dengan menggunakan air bersih, tidak menggunakan pembilas vagina, senantiasa menjaga agar vagina tidak lembab dan basah serta mengganti pembalut sesering mungkin, terutama setelah buang air kecil


Berdasarkan pemaparan diatas dapat kita ketahui perlunya menjaga kebersihan untuk organ intim perempuan terutama pada saat menstruasi. Berdasarkan hasil peneliatian diatas anak remaja yang baru tumbuh dan sudah mengalami mensruasi kebanyakan mereka tidak mengetahui tentang pentingnya menjaga kebersihan disaat menstruasi. Disini perlu adanya pengontrolan dan pengawasan orang tua terhadap meraka yang mempunyai anak perempuan. Orang tua harus selalu membimbing dan memberikan pemahaman kepada mereka ketika mereka mengalami menstruasi, hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menstruasi yaitu kebersihan organ intim yaitu perlunya seorang perempuan untuk sering mengganti pembalut disaat menstruasi.

Namun wanita dewasa juga kebanyakan jarang mengganti pembalut ketika menstruasi 
Tak jarang perempuan dewasa juga jarang memperhatikan kebersihan organ intim mereka. Mereka memiliki banyak kegiatan dan banyak aktivitas ketika menstruasi tak jarang mereka melupakan kebersihan tubuh merekadan kadang mereka  terutama mengganti pembalut yang mereka gunakan. Ha ini sangat berbahaya karena pemakaian pembalut yang terlalu lama dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri bahkan semakin lama semakin banyak bakteri yang berada di pembalut tersebut dan akan berdampak negative.

Dampak negative akibat jarang mengganti pembalut ketika menstuasi
Berdasarkan data WHO, angka prevalensi Tahun 2006, 25%-50% candidiasis, 20%-40% bacterial vaginosis dan 5%-15% trichomoniasis. Selain itu diksebutkan pula bahwa sebanyak 75% wanita di seluruh dunia pernah mengalami keputihan dalam hidupnya. Indonesia merupakan negara urutan pertama dengan kasus penderita kanker leher rahim (WHO, 2007).
Penyakit infeksi Saluran Reproduksi adalah penyakit yang muncul karena kurang menjaga higiene terutama saat menstruasi . Infeksi yang terjadi disebut infeksi endogen, yaitu infeksi dari dalam alat reproduksi yang disebabkan pertumbuhan kuman yang berlebihan yang ada di dalam alat reproduksi yang disebabkan oleh bakteri dan kandida (jamur), seperti keputihan. Infeksi genitalia yang tidak diobati dengan sempurna merupakan faktor resiko terjadinya insiden kanker leher rahim untuk jangka panjang .

Apa yang terjadi ketika seorang perempuan jarang mengganti pembalut ketika menstruasi
Kalau bicara standar, sebaiknya tiap 2-4 jam ganti pembalut. Meski darahnya sedikit, kan juga ada keringat karena saat menstruasi juga tetap beraktivitas," kata dr Ryan di sela-sela konferensi pers Shine with Charm di STIE Perbanas, Kuningan. Cairan yang tertampung di pembalut, baik berupa darah maupun keringat akan menciptakan kelembaban yang sangat disukai oleh kuman. Selain bisa memicu iritasi, kelembaban di daerah kewanitaan juga bisa memicu infeksi terutama jamur candida penyebab keputihan.
Jamur maupun bakteri memang tidak serta merta datang dalam hitungan jam selama pembalut tidak diganti. Kuman-kuman itu biasanya sudah ada di daerah kewanitaan, namun berada dalam masa inkubasi dan baru aktif ketika ada pemicunya antara lain lingkungan yang lembab.
Frekuensi ganti pembalut sebanyak 2-4 jam sekali tidak bersifat mutlak, tetapi bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Makin aktif beraktivitas dan makin ketat pakaian dalam yang dikenakan, frekuensinya bisa makin ditingkatkan karena kelembabannya tentu akan lebih tinggi.

Salah satu bakteri yang terdapat divagina Staphylococcus aureus
 Staphylococcus aureus (S. aureus) merupakan bakteri coccus gram positif, susunannya bergerombol dan tidak teratur seperti anggur. S. aureus tumbuh pada media cair dan padat seperti NA (Nutrien Agar) dan BAP (Blood Agar Plate) dan dengan aktif melakukan metabolisme, mampu fermentasi karbohidrat dan menghasilkan bermacam-macam pigmen dari putih hingga kuning .
S. aureus dapat ditemukan pada permukaan kulit sebagai flora normal, terutama disekitar hidung, mulut, alat kelamin, dan sekitar anus. Dapat menyebabkan infeksi pada luka biasanya berupa abses merupakan kumpulan nanah atau cairan dalam jaringan yang disebabkan oleh infeksi. Jenis-jenis abses yang spesifik diantaranya bengkak (boil), radang akar rambut (folliculitis). Infeksi oleh S. aureus bisa menyebabkan sindroma kulit. Infeksi S. aureus dapat menular selama ada nanah yang keluar dari lesi atau hidung. Selain itu jari jemari juga dapat membawa Infeksi S. aureus dari satu bagian tubuh yang luka atau robek .
Luka adalah kerusakan pada struktur anatomi kulit yang menyebabkan terjadinya gangguan kulit. Contoh yang paling mudah jika jari tangan kita tersayat oleh pisau, maka luka yang timbul akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada kulit sehingga kulit tidak lagi dapat melindungi struktur yang ada dibawahnya. Infeksi pada luka dapat terjadi jika luka terkontaminasi oleh debu atau bakteri, ini disebabkan karena luka tidak dirawat dengan baik. Salah satu bakteri yang menyebabkan infeksi pada kulit luka yaitu bakteri S. aureus
 Infeksi yang disebabkan oleh S. aureus dapat terjadi secara langsung maupun tak langsung. Bakteri ini menghasilkan nanah oleh sebab itu bakteri disebut bakteri piogenik .
Untuk mengurangi resiko infeksi oleh kuman S. aureus adalah dengan mengembalikan fungsi dari bagian tubuh yang terluka, mengurangi risiko terjadinya infeksi dan meminimalkan terbentuknya bekas luka dengan cara melakukan beberapa tindakan dasar seperti mencuci tangan, membersihkan luka, membersihkan kulit disekitar luka, menutup luka, mengganti perban sesering mungkin dan pemakaian gel yang mengandung antibiotik. Akan tetapi penggunaan antibiotik sekarang sering menyebabkan terjadinya resistensi bakteri terhadap zat antibiotik,

 Bakteri Staphylococcus aureus


 









29 komentar:

  1. bahan kimiawi apakah yang terkandung dalam pembalut, sehingga bakteri menjadi kuat dan menyebabkan penyakit dalam??

    BalasHapus
    Balasan
    1. menjawab pertanyaan dari Siti Maziyatul Muslimah
      bahan kmia yan terdapat di pembalut yaitu dioxin, furan, dll.

      sedikit penjelasan tentang bahan kimia tersebut,, :)
      Dioxin merupakan bahan kimia yang digunakan sebagai pemutih kertas, tampon, panty liners, popok dan pembalut.

      Apabila pembalut yang mengandung zat dioksin terkena darah menstruasi (darah yang kotor dan mengandung bakteri atau kuman) dan mengenai permukaan vagina, maka zat-zat tersebut diisap masuk ke dalam rahim melalui saluran serviks, selanjutnya masuk ke dalam uterus, tuba fallopi dan berakhir di ovarium. Dioksin sering menyebabkan bagian intim organ kewanitaan selalu mengalami masalah, seperti keputihan, gatal-gatal, iritasi, juga pemicu terjadinya kanker mulut rahim.

      Furan
      Kerabat dekat dioksin yang juga berfungsi sebagai pemutih adalah furan. Sebuah penelitian dilakukan di Korea, dan ditemukan bahwa nyaris seluruh pembalut dan tampon di dunia mengandung zat ini. Keduanya merupakan zat beracun yang sebenarnya dilarang dipakai.

      berdasarkan penjelasan diatas,,
      menurut saya beda halnya antara bakteri yang terkandung dan bahan kimia yang terdapat dalam pembalut.
      Bahan kimia terdapat tergantung pada pembalut yang kita gunakan, ketika kita salah memilih pembalut, yaitu mengandung bahan kimia tersebut maka bahan kimia tersebut akan bereaksi dengan darah haid kita dan terjadi seperti gatal-gatal dan penyakit lainnya .

      Beda halnya dengan bakteri/ jamur,,
      bakteri datang dari darah haid yang dikeluarkan, oleh karena itu perlunya sering mengganti pembalut yang kita gunakan kira2 3 jam skali, hal ini untuk mengurangi pertumbuhan bakteri, karena semakin lama kita mengganti pembalut yang kita gunakan menyebabkan banyaknya nya bakteri, daerah disekitar vagina kita yang lembab menyebabkan pertumbuhan bakteri yang semakin cepat karena bakteri menyukai daerah yang lembab.

      menurut saya seperti itulah jawaban dari pertanyaan zia,
      bahan kimia tidak memper kuat bakteri bakteri untuk tumbuh tapi keduanya sama-sama dapat menyebabkan dampak negatif pada diri kita .
      namun jika ada yang masih belum jelas atau ingin dipertanyakan lagi, saya persilahkan ,, :)

      Hapus
  2. berdasarkan artikel diatas, Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri yang terdapat pada vagina akibat tidak seringnya mengganti pembalut. Bagaimana cara pengambilan nutrisi oleh bakteri tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. menjawab pertanyaan nurul,,
      Staphylococcus aureus dapat tumbuh dan melakukan metabolisme secara aktif, mampu memfermentasikan karbohidrat dan menghasilkan bermacam-macam pigmen dari putih hingga kuning. S. aureus dapat memanfaatkan berbagai komponen organik sebagai nutrisi untuk pertumbuhannya. Asam-asam amino juga dibutuhkan sebagai sumber nitrogen, sedangkan tiamin dan asam nikotinat sangat dibutuhkan S. aureus dibandingkan dengan vitamin lainnya. Apabila S. aureus ditumbuhkan pada kondisi yang cenderung anaerob, maka urasil sangat dibutuhkan. Sedangkan untuk kondisi aerob, monosodium glutamatlah yang akan berperan sebagai sumber C, N dan energi.
      Untuk pertumbuhan optimum bakteri ini maka diperlukan sebelas jenis asam amino, yaitu valin, leusin, threonin, phenilalanin, tirosin, sistein, metionin, lisin, prolin, histidin dan arginin sehingga S. aureus tidak dapat tumbuh pada media sintetik yang tidak mengandung asam amino atau protein.

      kaitannya bakteri ini divagina
      Bakteri Staphylococcus aureus tersebar hampir di seluruh dunia, dengan insiden tertinggi terdapat di area yang densitasnya padat dan kebersihan individunya rendah.
      bakteri ini ditemukan di tangan, hidung, dan perineum(sebuah bagian di tubuh termasuk tubuh perineal dan struktur sekitarnya umumnya termasuk alat kelamin dan anus).

      sekian jawaban dari santi,,

      Hapus
    2. untuk cara pengambilan nutrisinya, santi masih belum mendapatkan jawabannya, tapi masih diusahakan .. :)

      Hapus
    3. terima kasih saudari Santi atas jawabannya. sangat bermanfaat :)

      Hapus
  3. Assalamualaikum santi , berdasarkan artikel diatas. Apakah zat kimia yang terdapat di pembalut dapat membunuh mikroba baik yang berada pada vagina ? jika ya, mohon dijelaskan :)

    BalasHapus
  4. Assalamualaikum santi. Salah satu penyebab tumbuhnya mikroba di di vagina adalah karena pembalut mengandung mikroba. Bagaimana kita bisa mengetahui pembalut mana yang aman digunakan saat menstruasi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kaka Lia, waktu itu saya pernah mendapat penyuluhan langsung dari badan kesehatan masyarakat gitu,, Pembalut yang harganya Gope (500) banyak tu di pasaran, maaf saya tidak berani menyebutkan merek,, hehe,, itu tidak aman, karena bahan dasarnya sendiri adalah sampah. dan tidak ada sirkulasi udaranya, sehingga lembab dan menyebabkan bakteri tumbuh.

      sekarang ini sudah banyak pembalut yg sehat, yang sesuai dengan kesehatan, tapi harganya bisa sepuluh kali lipat dari yg gope,, hehe, saya juga tidak bisa sebut merek, itu insya Allah aman.

      solusi alternatif dari saya, kalau benar-benar ingin aman, lebih baik pakai kain yang bersih saja,, tapi jangan lupa sering dignati juga hehehe

      Hapus
  5. Berdasarkan paparan artikel di atas telah dijelaskan bakteri-bakteri pada pembalut ketika menstruasi, bagaimanakah pendapat anda tentang pembalut dengan ekstrak daun sirih ? Apakah pembalut dengan ekstrak daun sirih daapt mempengaruhi pertumbuhan bakteri-bakteri tersebut ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Daun sirih sangat kaya dengan zat-zat berkhasiat, diantaranya minyak atsiri, hydroxychavicol, chavicol, chavibetol, allylpyrocatechol, cyneole, caryophyllene, cadinene, estragol, terpennena, sesquiterpena, phenyl ropana, tanin, diastase, gula, pati, dan eugenol. Eugenol yang terkandung dalam daun sirih diduga mampu membasmi Candida albicans, sehingga sedikit-banyak daun sirih mampu mengendalikan pertumbuhan bakteri-bakteri tersebut. seperti yang saya baca di http://repository.maranatha.edu/1497/3/0210122_Chapter1.pdf

      Hapus
    2. terimakasih nila sudah membantu menjawab ,, :)

      Hapus
  6. Setelah mencermati isi artikel diatas, timbul sebuah pertanyaan yang ingin saya tanyakan pada penulis, yaitu
    Bagaimana peran bakteri lactobasilus dalam menghambat bakteri patogen yang ada?

    BalasHapus
    Balasan
    1. menjawab pertanyaan abdan ,,
      Di dalam vagina terdapat berbagai bakteri, 95% adalah bakteri laktobacillus dan selebihnya bakteri patogen (bakteri yang mengalami penyakit). Dalam keadaan ekosistem vagina yang seimbang, bakteri patogen tidak akan menganggu. Peran penting dari bakteri dalam flora normal vagina adalah untuk menjaga keasaman pH agar tetap pada level normal. Dengan tingkat keasaman tersebut, lactobacillus akan tumbuh subur dan bakteri patogen akan mati. Pada kondisi tertentu, pH bisa berubah menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari normal. Jika pH vagina lebih dari 4,2 atau turun dari 3,8 maka jamur akan tumbuh dan berkembang. Akibatnya lactobacillus akan kalah dari bakteri patogen. Lingkungan vagina normal, ditandai adanya suatu hubungan yang dinamis antara lactobacillus achidophilus menghasilkan endogen peroksida yang toksik terhadap bakteri patogen. Karena aksi dari ekstrogen pada epitel vagina, produksi glikogen, lactobacillus (Doderlein) dan produksi asam laktat yang menghasilkan pH vagina yang normal yaitu 3,8-4,2 sehingga pada level ini bakteri lactobacillus akan menang dan bakteri patogen akan kalah.

      Hapus
  7. Berdasarkan artikel tersebut, bahwasannya sekarang ini telah muncul pembalut herbal. Konon, pembalut herbal tersebut lebih bagus untuk kesehatan dan kontaminasi mikrobanya lebih sedikt menurut anda, apakah hal yang membedakan dan zat-zat apa saja yang terdapat pada pembalut herbal tersebut? apakah zat-zat yang terkandungnya itu dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri?

    BalasHapus
  8. Artikelnya sangat bermanfaat sekali Ibu Santi, terutama kita yang kaum Hawa,, hihi

    berdasarkan kebutuhan atas oksigennnya, dapat dipastikan mikroba yang ada dalam pembalut ini jenis Anaerob ya Bu Santi?,, mungkin kah ada Aerob juga?, atau jenis lainnnya?

    dan, bagaimana cara pengontrolan mikrobanya Bu Santi,?. terimakasihn:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada ,
      bakteri Staphyloccus aereus merupakan bakteri yang dapat tumbuh dalam keadaan aerob maupun anaerob,

      untuk pengontrolan mikroba, seperti yang sudah dijelaskan diatas agar kita sesering mungkin menggati pembalut kita ketika menstruasi, agar mengurangi banyaknya pertumbuhan mikroba, serta selalu menjaga kebersihan organ intim kita dll ,,

      terimakasoh juga bu endah atas pertanyaannya ,, :)
      semoga bermanfaat :)

      Hapus
  9. Berdasarkan Artikel tersebut,sangat bermanfaat sekali mengenai informasinya saudari santi. Telah jelaskan bahwa jika kita tidak ganti pembalut, maka bakteri akan rentan untuk tumbuh dengan baik. Yang ingin saya tanyakan Apakah bahan pembalut sekarang mempengaruhi adanya pembawa datangnya bakteri ? Soalnya sekarang ada pembalut yang terdapat gel-gel? apakah itu baik bagi kesehatan? Jelaskan. Terimahkasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya, bahan pembalut sangat mempengaruhi pembawa datangnya bakteri,
      Gel yang terdapat dalam pembalut sangat bermanfaat untuk penyerapan agar permukaan pembalut pada saat digunakan agar tetap kering karena gel memiliki daya serap yang tinggi, tetapi harus diteliti gel yang seperti apa yang terdapat dalam pembalut dan Efek gel tersebut.
      Sifat gel yang mengikat air mampu mempertahankan permukaan agar tetap kering. Pembalut biasa yang mengandung gel tersebut merupakan gel dari bahan kimia bukan dari bahan alami. Cara untuk mengetes apakah bahan yang di gunakan adalah gel kimia atau gel alami, adalah dengan cara menggosokkan gel tersebut di kulit anda. Biasanya bila gel yang di gunakan adalah gel kimia, maka reaksi pada kulit adalah rasa panas, beberapa orang bahkan alergi dengan bahan tersebut sehingga menimbulkan gatal-gatal. Gel dalam pembalut ada dua dari sintetis (berbahan kimiawi) terbuat dari Sodium polyacrylate. Sodium Polyacrylate merupakan bahan yang berbentuk serbuk sebagai super absorbent yang hebat, memiliki daya serap lebih dari 100 kali dari beratnya di dalam air. Bahan kimia inilah yang mengubah cairan menjadi gel yang akan menempel di kulit dan menimbulkan alergi. Disamping itu, bahan ini juga dicurigai sebagai biang keladi iritasi kulit dan demam. Bahan ini juga dapat merusak daya tahan tubuh. Dan jelly (berbahan Alami), tentu pembalut yang sangat aman digunakan adalah dari jelly karena terbuat dari tumbuh-tumbuhan begitu juga perekat yang digunakan pada pembalut yang aman adalah yang terbuat dari food greet yaitu sejenis bahan makanan permen karet yang aman sehingga tidak menimbukan iritasi pada daerah vagina.

      mungkin solusinya, pembalut yang ber gel merupakan pembalut yang bagus namun kita perlu memilih bahan pembalut yang bergel yang tidak mengganggu kesehatan organ intim kita dan bermanfaat bagi tubuh kita sperti yg telah diterangkn diatas ,,

      semoga bermanfaat ,, :)

      Hapus
  10. huuh,,, ngeri juga yaa kalo sudah terinfeksi...
    kadang kita sebagai wanita khilaf dan suka males buat ganti pembalut ditengah tengah aktivitas dan kesibukan kita, .. wajar saja bakteri begitu cepat tumbuh pada pembalut yang sudah lama tidak diganti karena pembalut yang dipakai itu lembab karena keringat dan darah, dan seperti yang kita tau bahwa darah sangat disukai bakteri sehingga dia dapat tumbuh subur didalamnya dengan nutrisi yang dia dapat.
    nah yang ingin saya tanyakan bagaimana langkah atau solusi jika kita sudah terinfeksi bakteri tersebut ? karena masalah ini hampir terjadi pada seluruh wanita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. menjawab pertanyaan dari yani,
      terinfeksi atau tidaknya tentu dapat kita ketahui berdasarkan hasil pemeriksaan dari dokter kan, nah ketika terinfeksi maka dokter tersebut akan memberikan penjelasan mengenai jenis penyakit ketika kita terinfeksi bakteri trsebut serta memberikan pengobatan mengenai bakteri yang menginfeksi kita,,
      namun cara lain mengatasinya ketika kita sudah tau bahwa kita terinfeksi yaitu diantaranya sering2lah mengganti pembalut ketika menstruasi ,tak lupa untuk menggunakan pembalut yang aman, serta selalu menjaga kebersihan organ intim kita ,,
      menurut santi seperti itulah jawaban untuk pertanyaan yani ,
      semoga bermanfaat :)

      Hapus
    2. menjawab pertanyaan dari yani,
      terinfeksi atau tidaknya tentu dapat kita ketahui berdasarkan hasil pemeriksaan dari dokter kan, nah ketika terinfeksi maka dokter tersebut akan memberikan penjelasan mengenai jenis penyakit ketika kita terinfeksi bakteri trsebut serta memberikan pengobatan mengenai bakteri yang menginfeksi kita,,
      namun cara lain mengatasinya ketika kita sudah tau bahwa kita terinfeksi yaitu diantaranya sering2lah mengganti pembalut ketika menstruasi ,tak lupa untuk menggunakan pembalut yang aman, serta selalu menjaga kebersihan organ intim kita ,,
      menurut santi seperti itulah jawaban untuk pertanyaan yani ,
      semoga bermanfaat :)

      Hapus
  11. waww artikel ini sangat menarik sekali, disini ada yang ingin saya tanyakan terkait beberapa pembalut yang terdapat kandungan gel ,apakah ada manfaat atau bahaya dari kandungan gel? dan lebih baik manakan pembalut dengan gel dengan tidak menggandung gel ?
    terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. menjawab pertanyaan ratih,
      Gel yang terdapat dalam pembalut sangat bermanfaat untuk penyerapan agar permukaan pembalut pada saat digunakan agar tetap kering karena gel memiliki daya serap yang tinggi, tetapi harus diteliti gel yang seperti apa yang terdapat dalam pembalut dan Efek gel tersebut.
      Sifat gel yang mengikat air mampu mempertahankan permukaan agar tetap kering. Pembalut biasa yang mengandung gel tersebut merupakan gel dari bahan kimia bukan dari bahan alami. Cara untuk mengetes apakah bahan yang di gunakan adalah gel kimia atau gel alami, adalah dengan cara menggosokkan gel tersebut di kulit anda. Biasanya bila gel yang di gunakan adalah gel kimia, maka reaksi pada kulit adalah rasa panas, beberapa orang bahkan alergi dengan bahan tersebut sehingga menimbulkan gatal-gatal. Gel dalam pembalut ada dua dari sintetis (berbahan kimiawi) terbuat dari Sodium polyacrylate. Sodium Polyacrylate merupakan bahan yang berbentuk serbuk sebagai super absorbent yang hebat, memiliki daya serap lebih dari 100 kali dari beratnya di dalam air. Bahan kimia inilah yang mengubah cairan menjadi gel yang akan menempel di kulit dan menimbulkan alergi. Disamping itu, bahan ini juga dicurigai sebagai biang keladi iritasi kulit dan demam. Bahan ini juga dapat merusak daya tahan tubuh. Dan jelly (berbahan Alami), tentu pembalut yang sangat aman digunakan adalah dari jelly karena terbuat dari tumbuh-tumbuhan begitu juga perekat yang digunakan pada pembalut yang aman adalah yang terbuat dari food greet yaitu sejenis bahan makanan permen karet yang aman sehingga tidak menimbukan iritasi pada daerah vagina.

      mengenai pertanyaan lebih baik mana antara pembalut bergel dan tanpa bergel ,,
      dalam fungsinya akankah lebih baik menggunakan pembalut yang bergel karna daya serapnya yang tinggi sehingga membuat kita terasa lebih nyaman,
      namun untuk lebih baikya antara pembalut yang bergel ataupun tanpa gel, yang terpenting adalah sesering mungkin kita mengganti pembalut agar terhindar dari banyaknya pertumbuhan mikroba di pembalut kita ,,

      semoga bermanfaat ,, :)

      Hapus
  12. Saat ini banyak sekali jenis pembalut yang ukurannya sangat panjang, bahkan sampai 42cm. Keuntungannya berarti bisa menampung darah haid lebih banyak pada pembalut tersebut dan tidak khawatir untuk tembus, namun karena saking panjangnya pembalut tersebut berarti menyebabkan tidak adanya sirkulasi udara yang masuk, sehingga vagina terasa pengap. Nah bagaimana penulis menanggapi hal tersebut? Jika memang terlalu banyak dampak negatifnya, mengapa saat ini marak sekali pembalut yang berukuran sangat panjang?

    BalasHapus
  13. Super sekali..... Terimakasih atas informasinya Sant...
    Saya hanya ingin sedikit menambahkan tentang pantyliner yang juga merupakan pembalut dengan ukuran mininya. Dimana pentyliner ini juga berbahaya. Silakan dibuka linknya,

    http://female.kompas.com/read/2012/02/10/09284056/jangan.gunakan.pantyliner.saat.keputihan

    Terimakasih..

    BalasHapus
  14. setelah membaca artikel diatas yang saya ingin tanyakan nutrisi pertumbuhan apa yang didapat bakteri pada pembalutu?

    BalasHapus
  15. maaf menanggapi pertanyaan tyah ,
    Banyak banget jenis pembalut sekarang ini di pasaran dan hal itu dikarenakan disesuaikan pemakaiannya dengan kebutuhan. biasanya penggunaan pembalut yang panjang Saat hari-hari pertama menstruasi, ketika volume darah yang keluar cukup banyak, dan ada juga yang menggunakannya saat malam hari.https://www.menstruasi.com/node/119

    BalasHapus